Selasa, 02 Agustus 2016

Siapakah Aku? Kupu-kupu, Kura-kura, Katak, atau Gajah?


Hidup memang ‘pilihan’, berada di jalan Allah adalah pilihan terbaik. Menuntut ilmu adalah suatu kewajiban yang akan membawa kita pada tujuan penciptaan makhluk, makhluk yang berakal. Orang yang berilmu bukan hanya bisa membedakan hak dan batil, karna memilih dan menempati sisi yang hak belum menjadi bagian dari membedakannya. Kitapun tergolong bukan hanya ‘sekedar’ penuntut ilmu, jarak dan waktu sangat memahami itu. Kita adalah seorang pejuang Allah SWT yang akan menciptakan pejuang lain.  

Nyatanya dunia membuat kita dapat mencerna bukan hanya dengan teropong pengalaman namun juga pengamalan. Sebagai generasi muda muslim dengan hasrat jihad pada diri yang masih sangat hijau, penuntut ilmu tak hanya tergolong dalam satu macam saja. Kupu-kupu, kura-kura, katak, dan gajah adalah segelintir objek yang kita temukan. Ini bukan suatu hasil resolusi ‘saya’ sebagai member baru masisir, tepatnya ini adalah gambaran akan proses resolusi itu.

Golongan pertama, ‘Kupu-kupu maksud disini (kuliah–pulang), dimana mahasiswa tersebut hanya mengenal buku mata kuliah, kampus, kelas, dosen, rumah, dan jalan menuju kampus. Hakikat ilmu baginya hanya ada dalam selembar sertifikat yangmana ia rasa adalah kunci masa depan.

Lain halnya dengan si ‘Kura-kura’ sebutan bagi mahasiswa yangmana mengedepankan organisasi, (Kuliah-Rapat). Bukan hal baru bagi masisir akan si kura-kura ini. Sebagai generasi muda dengan segudang ide dan pemikiran, pergerakan organisasi sangat lebat berkembang di dunia masisir ini, PPMI Mesir pun kerap mendapat julukan PPI teraktif sedunia. Tak sedikit jumlah komunitas si ‘Kura-kura’ ini, habitatnyapun meluas di district 10 kota ini, entah dalam hal keilmuan, masyarakat, kekeluargaan, keputrian, olahraga, dan lain sebagainya.

Tak tertinggal, sang ‘Katak dan Gajah’ (kuliah-talaqqi) dan (ngaji-sajah). Salah satu hal unik dalam bidang keilmuan yang tak akan ditemukan di negara lain, hanya di negri kinanah ini. Syurga para pecinta ilmu, ilmu akhirat dan dunia. Karena barangsiapa yang menguasai ilmu akhirat maka ilmu dunia kan jadi miliknya. Talaqqiers itulah title khas bagi para personil grup ini. Mahasiswa yang hari-harinya penuh dengan jadwal yang membawa langkah kakinya keluar masuk dari satu madhyafah ke madhyafah lain, satu masjid ke masjid lain, ruwaq dan sahah pun telah terbiasa menyambut kedatangannya. 

Secara tak sadar pasti kita mencari nasab diri kita akan golongan-golongan tersebut. Harus kita tahu terlebih dahulu hal essensial didalamnya, yaitu misi adanya kita di negri para nabi ini. ‘’KE MESIR APA YANG KITA CARI?’’ Karena jalan sangat bersahabat dengan tujuan. Mengenali pohon-pohon hakikat kehidupan beserta akarnya membuat kita menemukan jati diri guna menampakkan diri sebagaimana ilmu yang kita miliki.   

Harta karun bangsa, kader pemimpin umat dengan jiwa untuk memperbaiki di jalan Allah SWT adalah hak umat atas kita. Masisir yang dibutuhkan umat adalah yang mau terjun ke masyarakat, dan ia tidak akan terjun dengan tangan kosong. Bekal dapat ia temukan di meja kuliah, lapangan hijau organisasi, karpet para masyayikh dan segala yang ada di sudut mata kita saat ini. Tak perlu berat kita menganalisa atau memprediksi bak ramalan cuaca, apa yang akan terjadi beberapa tahun yang akan datang saat kita kembali ke tanah air, akan banyak tuntutan yang kan jadi pikulan beban, karena kita termasuk subjek dari perubahan di era globalisasi itu.

Tentu akal kita kilat berdalih, bahwa ini bukanlah hal yang membuat telinga, mata, hati, akal, dan jiwa para penuntut ilmu duduk manis pada posisinya. Sungguh tak mudah. Singkat kesimpulanpun akan membawa kita berpikir balance akan semua golongan tersebut. Lalu bagaimanakah mencapainya? Mebuka akal dan mata agar setiap apa yang ada disekitar kita menjadi ilmu, hingga ilmu itu kan jadi bekal untuk  berkecimpung di ranah global sebagai generasi muslim yang berkualitas baik dalam bidang moral, maupun keilmuan. Bismillah.

هنا نكتسب نفسا, علما, و قلبا. نرى أن في كل منظر درسا.

‘’Masisir yang dibutuhkan umat adalah yang mau terjun ke masyarakat’’(Nussi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar