Layaknya
sebutir nasi, makanan pokok di Indonesia, aisy merupakan makanan pokok bagi
masyarakat Mesir. Aisy bermakna “kehidupan”,
ia berupa roti yang terbuat dari gandum. Aisy berbentuk gempeng, berwarna
coklat muda, agak terang dan bagian luar masih terasa ada bahan seperti butiran
gandum yang menempel. Sebelum memakan aisy biasanya dikibas-kibaskan
terlebih dahulu untuk menghilangkan butiran tersebut. Ketika aisy baru keluar
dari oven terasa hangat, sangat lembut dan mudah dikunyah. Aroma dari roti ini
sampai tersebar beberapa meter sebelum tiba di tempat pembuatannya. Akan tetapi,
kalau sudah dingin, wuihhh…roti ini menjadi keras dan agak susah dikunyah.
Aisy yang beredar dipasaran
punya berbagai macam jenis. Salah satunya adalah aisy baladi, yaitu roti
rakyat. Baladi sendiri artinya ‘kampung’. Jenis aisy ini disubsidi cukup
besar oleh pemerintah Mesir. Harganya saja benar-benar dikontrol dan tidak
mengalami kenaikan, yaitu sebesar 5 piaster. Aisy jenis ini punya
peraturan untuk tidak di jual di restoran mewah. Selain aisy baladi yang
bersubsidi, ada pula jenis lainnya, yaitu aisy syami, aisy fachir
(istimewa) dan aisy pino. Aisy yang terakhir ini bentuknya tidak
bulat , tetapi lonjong.
Dulu sewaktu awal mula membiasakan
diri memakan aisy, saya mengombinasikannya dengan kibdah (hati)
sapi ataupun ayam. Namun dapat di kombinasikan juga dengan lauk halawa (manisan)
atau selai dengan pilihan rasa peach, buah tin dan mangga. Sesuai dengan selera
kita masing-masing. Biasanya kakak-kakak senior mengajari adik-adik kelas yang
baru datang cara memakan aisy, agar mereka terbiasa dengan makanan pokok
Mesir ini.
Aisy ini sangat dihormati di
Mesir. Menurut mereka, jika tidak habis, aisy harus tetap diletakkan di
tempat yang terhormat. Dimanapun itu, yang jelas bukan di tempat sampah.
Mengingat begitu tingginya nilai aisy bagi kehidupan warga Mesir, ritual
pembuatannya pun tidak sama dengan membuat roti biasa maupun jenis makanan
lainnya. Di pabrik pembuatan aisy, ada seorang ahli khusus yang membuat
adonan sampai mencetak aisy. Kemudian dilanjutkan oleh pekerja untuk memanggangnya.
Proses pengadonan bahan aisy pun tidak boleh sembarangan. Petugas harus
memakai jubah putih, sebelum memulai melakukan pengadonan, terlebih dulu shalat
dua rakaat, kemudian berdo’a. Semua ritual ini wajib dijalankan karena aisy
adalah kehidupan warga Mesir. Segala sesuatunya harus disiapkan sedemikian rupa
agar membawa berkah. Nah, setelah mengetahui kisah di balik aisy ini..
kita menjadi tahu betapa pentingnya peran si roti kehidupan ini bagi masyarakat
Mesir. Sehingga, kita dapat lebih menghargai makanan pokok tersebut. Ayuwa
ikwani wa akhwati..Jadi ingin segera memakan aisy dan mendapatkan
berkahnya bukan!.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar