Westernisasi
dan globalisasi adalah dua , muncul sebagai dampak dari pesatnya perkembangan teknologi dan informasi pada abad ke-21 ini. Globalisasi
adalah sebuah proses terbentuknya dunia tanpa batas, yang berhubungan dengan
integrasi ekonomi, kebijkan internasionl dan lintas wilayah. Sedangkan westernisasi
memiliki arti sebagai arus besar dalam dimensi politik, sosial, kultur budaya, pengetahuan
dan seni untuk mengubah karakter kehidupan suatu bangsa secara umum, dengan
tujuan menghilangkan karakter asli dan menjadikan mereka loyal akan bangsa
barat, inilah wujud dari konspirasi zionis, kristen, yahudi dan kolonialis
terhadap umat islam dengan tujuan bersama, yaitu membaratkan kepribadian
budaya, terutama budaya islam. Yang menjadi pokok permasalahan utama adalah westernisasi banyak
terjadi pada negara-negara islam dan berdampak pada hilangnya peninggalan sejarah
di beberapa negara islam. Hilangnya rasa bangga yang seharusnya tetanam teguh
pada jiwa setiap muslim atas kebudayaan khas hamba Allah yang ditularkan
melalui sunah-sunah nabi-Nya. Negara islam yang mempunyai segala kelengkapan
dan kebaikan budaya, undang - undang dan kehidupan yang berasaskan
pada al-Qur’an dan hadits, mulai terkikis menjadi rusak, kabur dan pada akhirnya lenyap oleh adanya westernisasi.
Westernisasi pula penyebab menghilangnya sikap toleransi antar sesama muslim sehingga mengakibatkan munculnya pemahaman baru yang sedikit banyak melenceng dari gambaran muslim yang dicontohkan oleh para nabi. Contoh yang paling konkrit adalah munculnya paham sekuler dan liberal. Ideologi ini memutar balikkan ajaran yang dibawa oleh Al-Huda (Nabi Muhammad SAW) dan menyatakan bahwa semua agama sama, atau menghilangkan ke-otentik-an budaya islam yang sesungguhnya. westernisasi berdampak pula pada bergesernya ideologi muslim secara umum, baik dalam caranya memandang dunia politik atau yang berkaitan pelik dengan keagamaan, yang mengelukan kebebasan sebagai raja, dan mengacuhnya peri ketuhanan yang Allah siapkan dalam setiap perintah dan larangan-Nya. Kebebasan selalu memiliki batasan, yaitu sejauh mana kebebasan kita tidak mengganggu kebebasan orang lain, sejauh kebebasan yang kita lakukan tidak bergeser dari syari’at islam yang sengaja ditanamkan oleh penyamai wahyu terdahulu.
Barat pada akhirnya menguasai peradaban dunia saat ini, adalah hasil dari dendam kesumat, kemarahan dan usaha masyarakat barat atas kejayaan islam di Eropa pada masa lampau, yang selama ini telah dirancang, diimpikan dan diusahakan selama beratus tahun setelahnya . Lalu bagaimana kejayaan islam hanya tertoreh pada kitab masa lalu? Yang bahkan dampaknya tak lagi dapat kita cium kecuali cerita dari para pendahulu kita tentang bagaimana islam berjaya di Eropa. Muslim saat ini justru membiarkan dirinya terjun ke dalam kebudayaan barat yang dirancang secara sengaja sebagai mode dan tren masa kini, meninggalkan kebudayaan islam yang dipandang kuno. Seolah westernisasi pada negara islam adalah sesuatu yan lazim terjadi dan tak memerlukan upaya untuk menghindarinya.
Westernisasi pula penyebab menghilangnya sikap toleransi antar sesama muslim sehingga mengakibatkan munculnya pemahaman baru yang sedikit banyak melenceng dari gambaran muslim yang dicontohkan oleh para nabi. Contoh yang paling konkrit adalah munculnya paham sekuler dan liberal. Ideologi ini memutar balikkan ajaran yang dibawa oleh Al-Huda (Nabi Muhammad SAW) dan menyatakan bahwa semua agama sama, atau menghilangkan ke-otentik-an budaya islam yang sesungguhnya. westernisasi berdampak pula pada bergesernya ideologi muslim secara umum, baik dalam caranya memandang dunia politik atau yang berkaitan pelik dengan keagamaan, yang mengelukan kebebasan sebagai raja, dan mengacuhnya peri ketuhanan yang Allah siapkan dalam setiap perintah dan larangan-Nya. Kebebasan selalu memiliki batasan, yaitu sejauh mana kebebasan kita tidak mengganggu kebebasan orang lain, sejauh kebebasan yang kita lakukan tidak bergeser dari syari’at islam yang sengaja ditanamkan oleh penyamai wahyu terdahulu.
Barat pada akhirnya menguasai peradaban dunia saat ini, adalah hasil dari dendam kesumat, kemarahan dan usaha masyarakat barat atas kejayaan islam di Eropa pada masa lampau, yang selama ini telah dirancang, diimpikan dan diusahakan selama beratus tahun setelahnya . Lalu bagaimana kejayaan islam hanya tertoreh pada kitab masa lalu? Yang bahkan dampaknya tak lagi dapat kita cium kecuali cerita dari para pendahulu kita tentang bagaimana islam berjaya di Eropa. Muslim saat ini justru membiarkan dirinya terjun ke dalam kebudayaan barat yang dirancang secara sengaja sebagai mode dan tren masa kini, meninggalkan kebudayaan islam yang dipandang kuno. Seolah westernisasi pada negara islam adalah sesuatu yan lazim terjadi dan tak memerlukan upaya untuk menghindarinya.
Dan bukan seharusnya bagi seorang
muslim yang taat untuk megikuti semua arus westernisasi yang sedang
berkibar di Indonesia saat ini, tetapi alangkah baiknya jika kita menjadi
muslim yang pandai memilih dan memilah segala sesutu yang terjadi saat ini
karna sebagaimanapun yahudi dan nasrani merekalah musuh abadi orang muslim, Allah
berfirman dalam al-Qur’an,”Walan tardho ‘anka l yahudu walannashoro hatta
tattabi’a millatahum”dan dalam hadits nabi “man tasyabbaha bi qowmin
fahuwa minhum”,dan bukan kriteria muslim yang haqiqi jika dengan mudah
mengikuti segala tawaran barat yang mengatasnamakan moderenisasi dan westernisasi
yang sedang dijadikan kedok tujuan barat yang sebenarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar