Salam
sobat An-Nisa ! Pada rubrik an-Nisa perdana ini, kita akan mengulas salah satu
fenomena yang sedang booming di kalangan masyarakat khususnya para
remaja. Selfie, belakangan ini menjadi trend yang menjamur, tidak
hanya di Indonesia namun di seluruh penjuru dunia. Begitu populernya selfie,
sampai-sampai Kamus Bahasa Inggris Oxford menobatkan kata tersebut sebagai kata
yang paling banyak dicari pada November 2013. Tak jarang remaja yang mengaku
dirinya muslimpun ikut-ikutan latah untuk berpose selfie. Foto selfie
ini bermacam-macam jenisnya. Ada yang memotret mukanya saja dengan berbagai
jenis bentuk muka. Ada yang monyong, lidah menjulur ke atas bibir, bentuk
meringis dan lain-lain. Mereka memasang foto-foto yang mereka jepret sendiri
dengan berbagai pose, seolah-olah mereka berlomba untuk saling eksis di dunia
maya. Apalagi yang paling banyak mengupload foto selfie adalah para
wanita yang masih muda.
Sungguh
sangat disayangkan sekali jikalau para pemuda-pemudi bangsa ikut-ikutan latah
mengupload foto selfie. Apalagi muslimah yang berhijab juga ada yang
mudahnya mengupload foto-foto selfie mereka tanpa takut akan dosa. Jika foto-foto yang diupload masih sesuai
dengan hukum syara' itu tidaklah mengapa, akan tetapi, jika sampai menimbulkan
citra buruk muslimah itu sendiri maka harus dihindari. Jika kita ingin eksis
dan diakui oleh masyarakat maka tidak perlu mengupload foto-foto yang tidak
berguna di dunia maya. Memang ada sifat yang khas dalam diri manusia yaitu sifat
ingin selalu eksis, dikenal atau dihormati masyarakat. Nah, karena ingin diakui
tersebut maka orang yang mengupload foto mengharapkan like, komentar
atau pujian dan sebagainya sehingga menambah rasa percaya diri bahkan bisa
menumbuhkan sifat riya' (ingin dipuji orang lain) dan 'ujub (mengagumi diri
sendiri) yang dilarang dalam Islam. Rasulullah Saw melarang keras seseorang
'ujub terhadap dirinya. Bahkan, Rasulullah menyebutnya sebagai dosa besar yang membinasakan pelakunya.
ثَلَاثٌ مُهْلِكَاتٌ : شُحٌّ مُطَاعٌ ،
وَهَوًى مُتَّبَعٌ ، وَإِعْجَابُ الْمَرْءِ بِنَفْسِهِ
“Tiga
dosa pembinasa: sifat pelit yang ditaati, hawa nafsu yang dituruti, dan ujub
seseorang terhadap dirinya” (HR.
Thabrani dari Anas bin Malik).
إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْعَبْدَ
التَّقِىَّ الْغَنِىَّ الْخَفِىَّ
“Sesungguhnya Allah mencintai hamba yang
bertaqwa, yang berkecukupan, dan yang tidak menonjolkan diri.” (HR.
Muslim dari Abu Said al-Khudri).
Selfie lalu menyimpan foto
untuk dokumentasi pribadi saja, tanpa dipublikasikan di media sosial, tentu
saja tidak akan menimbulkan masalah, tidak berpotensi menumbulkan sikap riya’ dan ‘ujub bahkan fitnah. Namun, jika diekspose di media
sosial, jelas “ada maksudnya”. Maksud itulah yang bisa menurunkan akhlak mulia
berupa rendah hati (tawadhu’) serta hilangnya rasa malu. Padahal sifat malu itu
adalah salah satu syu'batu al iman.
Salah
satu bukti selfie bisa menimbulkan ‘ujub adalah
munculnya penyakit depresi Facebook (Facebook despression), yaitu penyakit
kejiwaan yang membuat seseorang merasa diabaikan setelah menulis status atau
mengunggah foto karena tidak ada “like” dan/atau “komentar” dari siapa pun!
Demikian hukum selfie dalam Islam, yakni terkait sifat riya’ dan
‘ujub, bahkan juga berpotensial menumbuhkan takabur, mengingat selfie
biasanya sambil “mempertujukkan sesuatu”. So, bagi para akhwat yang masih suka
mengupload foto selfienya dan tidak sesuai dengan syariah Islam, mari
kita menyalurkan hobby kita ke jalan yang benar.
Jika
kita ingin eksis dan diakui oleh masyarakat maka selfie bukanlah cara yang dibenarkan.
Seharusnya kita berkarya nyata, sehingga keberadaan kita di masyarakat lebih
bermanfaat dibandingkan hanya mengupload foto yang tidak berguna. Mengupload
foto selfie itu memang membuat kita eksis, tapi
bagi muslimah itu tidak etis. Bagi Ummat Islam, maka karya yang sangat mudah
dipersembahkan kepada masyarakat adalah dengan mengajak mereka kepada kebaikan
(dakwah). Dengan aktivitas dakwah ini maka kita bisa dikenal oleh masyarakat,
bukan hanya penduduk bumi yang mengenal kita bahkan penduduk langitpun insya
Allah akan mengenal kita. Luar biasa bukan? Tetapi, tentulah ingin di kenal
bukanlah sebuah tujuan. Itu semua merupakan hibah dari Allah yang bersamanya datang
cobaan.
Memang
segala hal itu butuh yang namanya proses. Jika kita belum bisa berdakwah,
berarti ada satu proses yang harus kita jalani yakni ‘Ngaji’ dan istiqomah.
Jika kita sudah mengaji dan istiqomah dengan kegiatan kita tersebut maka sudah
dipastikan kita akan bisa berdakwah, sehingga dikenal oleh dunia dan langit. Wanita
yang sholeh pati mengetahuinya, bahwa kecantikan parasnya hanyalah untuk
suaminya kelak, tidak menyebarkannya ataupun mengumbarnya, Subhanallah bukan ?.
So, mulai saat ini bagi muslimah “Say No to Selfie....” Tetapi, setelah merebahnya foto
selfie sekarang muncul pula aplikasi dubsmash.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar