Rabu, 03 Februari 2016

Selfie, Eksis Namun Tidak Etis...



          Salam sobat An-Nisa ! Pada rubrik an-Nisa perdana ini, kita akan mengulas salah satu fenomena yang sedang booming di kalangan masyarakat khususnya para remaja. Selfie, belakangan ini menjadi trend yang menjamur, tidak hanya di Indonesia namun di seluruh penjuru dunia. Begitu populernya selfie, sampai-sampai Kamus Bahasa Inggris Oxford menobatkan kata tersebut sebagai kata yang paling banyak dicari pada November 2013. Tak jarang remaja yang mengaku dirinya muslimpun ikut-ikutan latah untuk berpose selfie. Foto selfie ini bermacam-macam jenisnya. Ada yang memotret mukanya saja dengan berbagai jenis bentuk muka. Ada yang monyong, lidah menjulur ke atas bibir, bentuk meringis dan lain-lain. Mereka memasang foto-foto yang mereka jepret sendiri dengan berbagai pose, seolah-olah mereka berlomba untuk saling eksis di dunia maya. Apalagi yang paling banyak mengupload foto selfie adalah para wanita yang masih muda.
            Sungguh sangat disayangkan sekali jikalau para pemuda-pemudi bangsa ikut-ikutan latah mengupload foto selfie. Apalagi muslimah yang berhijab juga ada yang mudahnya mengupload foto-foto selfie mereka tanpa takut akan dosa.  Jika foto-foto yang diupload masih sesuai dengan hukum syara' itu tidaklah mengapa, akan tetapi, jika sampai menimbulkan citra buruk muslimah itu sendiri maka harus dihindari. Jika kita ingin eksis dan diakui oleh masyarakat maka tidak perlu mengupload foto-foto yang tidak berguna di dunia maya. Memang ada sifat yang khas dalam diri manusia yaitu sifat ingin selalu eksis, dikenal atau dihormati masyarakat. Nah, karena ingin diakui tersebut maka orang yang mengupload foto mengharapkan like, komentar atau pujian dan sebagainya sehingga menambah rasa percaya diri bahkan bisa menumbuhkan sifat riya' (ingin dipuji orang lain) dan 'ujub (mengagumi diri sendiri) yang dilarang dalam Islam. Rasulullah Saw melarang keras seseorang 'ujub terhadap dirinya. Bahkan, Rasulullah menyebutnya sebagai dosa besar yang membinasakan pelakunya.
ثَلَاثٌ مُهْلِكَاتٌ : شُحٌّ مُطَاعٌ ، وَهَوًى مُتَّبَعٌ ، وَإِعْجَابُ الْمَرْءِ بِنَفْسِهِ
“Tiga dosa pembinasa: sifat pelit yang ditaati, hawa nafsu yang dituruti, dan ujub seseorang terhadap dirinya” (HR. Thabrani dari Anas bin Malik).
إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْعَبْدَ التَّقِىَّ الْغَنِىَّ الْخَفِىَّ
“Sesungguhnya Allah mencintai hamba yang bertaqwa, yang berkecukupan, dan yang tidak menonjolkan diri.” (HR. Muslim dari Abu Said al-Khudri).

            Selfie lalu menyimpan foto untuk dokumentasi pribadi saja, tanpa dipublikasikan di media sosial, tentu saja tidak akan menimbulkan masalah, tidak berpotensi menumbulkan sikap riya’ dan ‘ujub bahkan fitnah. Namun, jika diekspose di media sosial, jelas “ada maksudnya”. Maksud itulah yang bisa menurunkan akhlak mulia berupa rendah hati (tawadhu’) serta hilangnya rasa malu. Padahal sifat malu itu adalah salah satu syu'batu al iman.         
            Salah satu bukti selfie bisa menimbulkan ‘ujub adalah munculnya penyakit depresi Facebook (Facebook despression), yaitu penyakit kejiwaan yang membuat seseorang merasa diabaikan setelah menulis status atau mengunggah foto karena tidak ada “like” dan/atau “komentar” dari siapa pun! Demikian hukum selfie dalam Islam, yakni terkait sifat riya’ dan ‘ujub, bahkan juga berpotensial menumbuhkan takabur, mengingat selfie biasanya sambil “mempertujukkan sesuatu”. So, bagi para akhwat yang masih suka mengupload foto selfienya dan tidak sesuai dengan syariah Islam, mari kita menyalurkan hobby kita ke jalan yang benar.
            Jika kita ingin eksis dan diakui oleh masyarakat maka selfie bukanlah cara yang dibenarkan. Seharusnya kita berkarya nyata, sehingga keberadaan kita di masyarakat lebih bermanfaat dibandingkan hanya mengupload foto yang tidak berguna. Mengupload foto selfie itu memang membuat kita eksis, tapi bagi muslimah itu tidak etis. Bagi Ummat Islam, maka karya yang sangat mudah dipersembahkan kepada masyarakat adalah dengan mengajak mereka kepada kebaikan (dakwah). Dengan aktivitas dakwah ini maka kita bisa dikenal oleh masyarakat, bukan hanya penduduk bumi yang mengenal kita bahkan penduduk langitpun insya Allah akan mengenal kita. Luar biasa bukan? Tetapi, tentulah ingin di kenal bukanlah sebuah tujuan. Itu semua merupakan hibah dari Allah yang bersamanya datang cobaan.
            Memang segala hal itu butuh yang namanya proses. Jika kita belum bisa berdakwah, berarti ada satu proses yang harus kita jalani yakni ‘Ngaji’ dan istiqomah. Jika kita sudah mengaji dan istiqomah dengan kegiatan kita tersebut maka sudah dipastikan kita akan bisa berdakwah, sehingga dikenal oleh dunia dan langit. Wanita yang sholeh pati mengetahuinya, bahwa kecantikan parasnya hanyalah untuk suaminya kelak, tidak menyebarkannya ataupun mengumbarnya, Subhanallah bukan ?. So, mulai saat ini bagi muslimah “Say No to Selfie....” Tetapi, setelah merebahnya foto selfie sekarang muncul pula aplikasi dubsmash.








Tidak ada komentar:

Posting Komentar